BAROMETER.ID (Jakarta): Sepak bola dan rakyat Indonesia berduka atas tragedi Kanjuruhan setelah terjadi kerusuhan suporter usai pertandingan Derby Jatim Arema FC vs Persebaya Surabaya memakan ratusan korban jiwa. Berita terbaru, 153 orang tewas.
Kerusuhan berawal setelah Arema FC tumbang dari Persebaya Surabaya 2-3 dalam laga derby Jawa Timur pada lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Suporter tuan rumah yang tak terima kekalahan tim kesayangannya langsung turun ke lapangan dan mengamuk selepas laga.
Sebanyak 153 orang korban tewas diduga akibat terinjak-injak setelah polisi melepas gas air mata. Dua korban yang tewas di antaranya Anggota Polda Jatim dan yang lain adalah suporter Arema FC.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan ini menjadi tending topic di linimasa Twitter. Mayoritas sangat menyesalkan tragedi ini.
“Bubarkan liga 1, tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia , rip malang turut berduka cita dri kmi Bonek mania,” tulis seorang suporter di linimasa.
“Tragedi di kanjuruhan arema vs persebaya , liga indonesia lebih dari 100 orang meninggal dunia,semurah itu kah nyawa hanya untuk sepakbola, lebih baik bubarkan sepakbola indonesia. semoga FIFA menghukum berat bola indonesia,” sebut yang lain.
“Jika menonton sepakbola taruhannya Nyawa, Udah lah bubarkan saja sepak bola di indonesia. Dari tahun ke tahun selalu ada kejadian seperti ini. RIP SEPAK BOLA INDONESIA,” tulis komentar berikutnya.
Seperti diketahui, kericuhan bermula saat para suporter Arema menyerbu lapangan usai timnya kalah melawan Persebaya. Banyaknya suporter yang menyerbu lapangan direspon polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata.
Gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun. Tembakan gas air mata tersebut membuat para suporter panik, berlarian, dan terinjak-injak.
Para suporter selanjutnya ke lapangan, situasi kemudian tidak terkendalikan. Pihak kepolisian melepas gas air mata, lalu para penonton berdesak-desakan keluar.
Pengamat sepak bola Efendi Syahputra menilai banyaknya korban meninggal juga disebabkan karena ada kelalaian petugas pengamanan yang menembakkan gas air mata ke lapangan saat kerusuhan terjadi.
“Banyak korban berjatuhan lebih akibat kehabisan oksigen dan terinjak-injak akibat sesak nafas setelah petugas menembakkan gas air mata di tengah kerusuhan seperti membubarkan demo padahal ini tempat tertutup,” ujar Efendi Syahputra.
Efendi juga meminta kejadian ini harus diinvestigasi dengan seksama dan tuntas sebab ini adalah akibat kelalaian manusia.
“Semua yang terlibat dalam pertandingan ini harus diperiksa, karena tragedi ini disebabkan adalah kelalaian,” katanya.
Data korban meninggal Tragedi Kanjuruhan Per Tanggal 2 Oktober, Pukul 09.00 WIB.
RS Wafa Husada: 101 korban
RS Teja: 34 korban
RSUD Dr. Saiful Anwar: 2 korban
RS Hasta Husada: 4 korban
RS Mitra Delima: 4 korban
RS Madiva Husada: 4 korban
Klinik Sakavila Malang: 4
Jumlah korban meninggal 153 orang. (*)
Discussion about this post