BANDAR LAMPUNG (BAROMETER): Seorang remaja putri, Tasya Septia Ningrum (15), warga Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung, diduga menjadi korban penusukan dan perampokan di tempat indekostnya di Jalan Sultan Badarudin, RT 07, Kelurahan Gunung Agung, Langkapura, Bandar Lampung, Selasa (5/7/2022) sekitar Pukul 22.WIB.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Media Lampung Barometer (grup Barometer.id) dari beberapa warga dan penghuni kost lainnya, warga mengetahui peristiwa tersebut setelah korban berteriak minta tolong.
Irfan (25), salah satu penghuni kamar di tempat indekost tersebut, menceritakan saat peristiwa terjadi malam itu dia sedang berada di kamarnya. Namun, dia mengaku tidak tahu persis bagaimana peristiwa tersebut. Sebab ujar Irfan, dirinya baru menyadari setelah banyak orang berkumpul.
“Saya tadi malam ada di kamar saya tidur-tiduran sambil bermain HP. Saya tidak tahu kalau ada peristiwa penusukan itu, saya tahu setelah warga kumpul. Tapi saya sempat liat korban meringkuk di kamarnya dengan bersimbah darah. Kalau informasinya sih ditusuk seorang pria, tapi saya tidak tahu siapanya,” beber lelaki asal Tubaba ini.

Sedangkan salah satu tokoh masyarakat RT 07 yang juga mantan Ketua RT, Edi Hariwibowo (57) mengatakan korban sudah sekitar tiga bulan tinggal di tempat indekost tersebut.
Dia juga mengatakan pada malam kejadian tersebut, dia langsung menuju ke lokasi setelah mendapat informasi dari warga. Saat itu, kata dia, korban berada di kamarnya sudah bersimbah darah.
Dia juga mengatakan sempat meminta warga di sekitar lokasi kejadian yang memiliki Close Circuit Television (CCTV) untuk menayangkan rekaman CCTV-nya. Namun, sayangnya semua CCTV di sekitar lokasi dalam keadaan mati dan rusak sehingga tidak ada rekaman terkait peristiwa tersebut.
“Saya langsung ke lokasi setelah dapat informasi ada warga yang ditusuk. Saat itu korban sudah bersimbah darah dan pelaku sudah kabur. Korban juga katanya sempat berteriak minta tolong. Sayangnya CCTV milik warga di sekitar lokasi sedang rusak dan mati jadi kita tidak tahu pelakunya,” ujar Eko.
“Namun, menurut warga, memang sempat ada sepeda motor Beat yang berhenti di pinggir jalan tidak jauh dari lokasi seperti sedang menunggu sesuatu,” ungkapnya.

Berdasarkan penulusuran media ini, di lokasi kejadian, Kamar No. 6 Kos Syaza, sudah dipasang garis polisi (Police Line). Tampak situasi di tempat indekost delapan pintu tersebut sepi.
Sementara itu, ibu korban, Wahyuningsih (54), saat ditemui lampungbarometer.id di ruang tunggu Ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), Rabu (6/7/2022) sekitar Pukul 19.00 WIB berharap pihak kepolisian bisa segera menangkap pelaku penganiayaan anaknya.
Wahyuningsih yang didampingi suaminya Mulyadi (57) dan beberapa anggota keluarganya, juga mengatakan sang anak baru selesai menjalani operasi dan saat ini sedang dirawat intensif. Dia meminta pelaku dihukum seberat-beratnya.
“Saya berharap polisi segera menangkap pelaku. Selain itu, saya sebagai ibunya juga meminta pelaku dihukum seberat-beratnya karena telah menghancurkan hidup anak saya,” kata wanita berjilbab ini sambil berlinang air mata.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Tanjung Karang Barat Iptu Ferry Djohansyah, saat dihubungi via telepon mengatakan saat ini kasus ini sedang diselidiki. Dia juga mengatakan Tim Gabungan Polda Lampung dan Polresta Bandar Lampung sudah melakukan identifikasi dan melakukan olah TKP.
“Saat ini sedang lidik, tadi Tim Gabungan dari Polda Lampung dan Polresta Bandar Lampung sudah turun ke lokasi melakukan identifikasi. Kita tunggu saja semoga segera terungkap, kalau terungkap nanti kita beri informasi,” ujar Ferry. (Herdi/AK)
Discussion about this post