BAROMETER.ID (Lampung): Tim Gabungan Tekab 308 Polres Pesawaran dan Polres Lampung Tengah, Polda Lampung menangkap Ponijo alias Sukijo, warga Desa Mataram Jaya, Kecamatan Bandar Mataram, Lampung Tengah, calo dua pasangan suami istri asal Kabupaten Pesawaran, Lampung, korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang Banjarnegara Mbah Slamet.
Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo mengatakan Ponijo diamankan di rumahnya pada Selasa (11/4/2023) dini hari.
“Dari hasil interview sementara, Ponijo memiliki peran yang signifikan antara para korban di Pesawaran dengan Mbah Slamet di Banjarnegara,” kata AKBP Pratomo Widodo, Rabu (12/4/2023).
Kapolres mengatakan Ponijo ditangkap setelah berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara dan keluarga korban. Menurut Kapolres, Ponijo mengatakan telah membawa enam orang ke tempat dukun Slamet. Bahkan Ponijo juga menemani dua pasangan suami istri tersebut menemui Slamet.
“Ponijo ini sudah membawa enam orang ke Slamet. Dia mengenal Slamet dari seseorang di Semarang, Jawa Tengah,” ungkap AKBP Pratomo Widodo.
Pratomo Widodo juga menjelaskan penyidik di Polres Pesawaran akan mengantar Ponijo ke Polres Banjarnegara untuk diperiksa lebih lanjut.
“Polres Banjarnegara juga telah mengurus korban-korban dari Pesawaran dengan selamat dan dimakamkan di Pesawaran,” bebernya.
Diketahui, para korban berkenalan dengan Slamet melalui seseorang bernama Ponijo alias Kijo, warga Lampung Tengah. Ponijo mengatakan kepada Irsad dan Suheri bahwa Slamet dukun sakti yang bisa menggandakan uang.
Mendengar cerita Ponijo, para korban tertarik dan berangkat ke Banjarnegara menemui Slamet pada pertengahan 2021. Usai bertemu Slamet, mereka kembali ke Lampung dan kembali berangkat ke Banjarnegara pada Agustus 2021.
Pada keberangkatan kedua ini, Irsad dan Suheri turut membawa istri masing-masing. Sebulan setelah berangkat, pihak keluarga masih bisa berkomunikasi dengan dua pasutri itu pada September 2021. Saat itu para korban mengaku akan pulang ke Lampung.
Korban Suheri dan Riani menghubungi keluarga pada 8 September 2021, sementara Irsad dan Wahyu Triningsih menghubungi keluarga pada 12 September 2021.
Namun, setelah itu keempatnya tak kunjung pulang dan tidak dapat dihubungi, hingga akhirnya diketahui mereka menjadi korban pembunuhan dukun palsu Slamet. Semua korban dikubur Slamet di lereng bukit yang tertutup tanaman singkong dan puspa yang tumbuh di atasnya. (red)
Discussion about this post