BAROMETER.ID (Jatim): Muhammad Qodad Afalul (29) tega menghabisi anak kandungnya berinisial AZ (9) pada Sabtu (29/4/2023) sekitar 04.30 WIB subuh dengan 24 tusukan, tiga di antaranya tembus ke jantung.
Pria yang akrab disapa Afan ini tega menghabisi putri semata wayangnya saat sedang tidur di kamarnya. Dia meyakini sang putri akan masuk surga karena masih anak-anak dan belum ada dosa.
Dia juga mengaku kasihan dengan putrinya yang kerap dibully karena prilaku ibunya yang buruk. Dia juga mengaku stres berat karena tiga hari sebelumnya, sang istri yang juga ibu kandung korban pergi meninggalkan mereka.
Berdasarkan penyelidikan polisi, sebelum membunuh putri semata wayangnya, M. Qodad Afalul sempat mencari tutorial di Google bagaimana cara membunuh anak dengan cepat. Hal itu didapatkan polisi saat mengecek handphone pelaku.
“Dari hasil penelusuran google di HP pelaku, ada pencarian cara membunuh anak dengan cepat,” tutur Wakapolres Gresik Kompol Erika Purwana Putra, Minggu (30/4/2023).
Erika menjelaskan, kejadian ini berlangsung sekitar pukul 04.30 WIB. Saat itu, korban yang berinisial AZ (9) sedang tidur terlelap di kamarnya. Korban dan ayahnya memang tinggal berdua setelah ibu kandungnya meninggalkan rumah 3 hari yang lalu.
“Saat korban tidur telungkup di kamar itu lah, pelaku ini menusuk anak kandungnya hingga 24 kali. Tiga di antaranya hingga tembus jantung,” jelas Erika.
Sebelumnya, seorang anak berusia 9 tahun dibunuh ayahnya kandungnya di Desa Putat Lor, Menganti Gresik. Korban berinisial AZ itu meninggal usai ditusuk di punggungnya.
Kepada polisi, Muhammad Qodad Afalul (29) mengaku tak menyesal telah menikam putrinya sebanyak 24 kali hingga tembus ke jantung karena ia memiliki alasan khusus melakukan pembunuhan ini.
Afan yang merupakan warga Manukan Kulon, Surabaya ini mengaku tega membunuh anak kandungnya karena tidak tahan anaknya kerap menerima bully-an akibat ulah sang ibu.
“Setelah membunuh, saya menyerahkan diri ke Polsek Tandes, terus diantar ke sini,” kata Afan, seperti dikutip, Minggu (30/4/2023).
Dia mengatakan tidak menyesal sedikit pun telah membunuh darah dagingnya sendiri. Ia mengaku mengalami stres berat. Terlebih, setelah istrinya kabur dari rumah untuk menjadi pemandu lagu atau LC (Ladies Companion).
“Saya nggak menyesal, biar anak saya bahagia di akhirat nggak mikir ibunya lagi,” katanya.
Dia menambahkan istrinya meninggalkan ia bersama putrinya tiga hari yang lalu dan beranggapan istrinya telah kembali ke pekerjaannya sebelum menikah.
“Kayaknya jadi LC lagi, dulu kenalnya di tempat karaoke terus kita nikah. Kemarin minggat terus posting-posting di media sosial bersama laki-laki lain dan gonta-ganti,” ujarnya.
Afan mengatakan sengaja menikam putrinya dengan pisau agar sang putri bisa segera meninggal dunia dan masuk surga. Ia memiliki keyakinan jika anak-anak yang meninggal akan masuk surga.
“Makanya saya bunuh, biar anak saya masuk surga. Karena belum dewasa, pasti masuk surga, tidak terbebani dosa-dosa orang tuanya. Dari pada anak saya tersiksa di dunia memiliki ibu yang banyak dosa,” ungkapnya.
Selain itu, dia tak ingin putri semata wayangnya memikirkan latar belakang dan kelakuan ibunya. Dia tidak tega mendengar cerita dari putrinya yang kerap mendapat bully-an dari teman-teman sebaya karena ounya orang tua dengan latar belakang yang buruk.
“Sering di-bully sama teman-temannya, hingga dijauhi karena latar belakang ibunya yang sering gonta-ganti pasangan,” ujarnya.
Afan juga mengatakan istrinya tidak pantas menjadi ibu dan mengaku menyesal menjalani hubungan keluarga dengan perempuan yang ditemuinya di tempat hiburan malam itu.
“Istri saya tidak pantas masuk surga, makanya tidak saya habisi. Biarkan dia lari dengan dosa-dosanya,” ungkapnya tanpa penyesalan. (*/waja)
Discussion about this post