JAKARTA (BAROMETER): Terus didemo dan didesak mundur oleh rakyatnya, mantan Presiden Sri Lanka, Nandesa Gotabaya Rajapaksa, melarikan diri ke luar negeri dengan pesawat militer Antonov-32, bersama istri dan seorang pengawalnya.
Pesawat itu lepas landas dari bandara internasional utama menuju Maladewa pada Rabu (13/7/2022) pagi lalu waktu setempat.
Juru Bicara Ketua Parlemen Sri Lanka, Indunil Yapa, mengungkapkan Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri sebagai Presiden sehari usai pelariannya yang dikirim melalui email kepada Ketua Parlemen.
Namun nasibnya di pelarian semakin merana, beberapa negara telah menolak memberinya tempat dan mengizinkannya tinggal.
Saat tiba di Maladewa dalam pelariannya, Rajapaksa disambut Puluhan demonstran yang membawa bendera dan spanduk yang mencela Rajapaksa. Tak hanya itu, pendemo juga meminta pemerintah Maladewa tidak memberikan tempat perlindungan bagi Rajapaksa.
“Teman-teman Maladewa yang terhormat, mohon desak pemerintah Anda untuk tidak melindungi para penjahat,” demikian bunyi tulisan spanduk hitam putih yang dipegang warga Sri Lanka yang bekerja di ibu kota kecil negara tersebut.
Tak hanya itu, warga bahkan meneriakkan penghinaan terhadap Rajapaksa saat dia berjalan keluar dari bandara Internasional Velana.
Tak lama kemudian, Rajapaksa dilaporkan telah meninggalkan Maladewa. Dilansir dari Associated Press, Kamis (14/7/2022), seorang pejabat pemerintah Maladewa mengatakan, Rajapaksa naik pesawat Saudi Airlines yang akan membawanya ke Singapura kemudian ke Jeddah, Arab Saudi.
Nasib Rajapaksa semakin merana karena Pemerintah India telah menolak permintaan untuk mengizinkan kedatangan Rajapaksa. Sebuah sumber mengatakan, India tidak ingin terlihat melawan rakyat Sri Lanka.
Sementara itu, Pemerintah Singapura menyatakan tidak akan mengizinkan Rajapaksa tinggal lama di negeri Singa tersebut. Otoritas Singapura dikabarkan telah memberi tahu Rajapaksa dia hanya memiliki izin tinggal selama 15 hari. (dbs)
Discussion about this post