BAROMETER.ID (Lampung): Siapa Rasmus Paludan? politisi sayap kanan garis keras yang membakar Al-Quran dalam demonstrasi anti-Turki dan upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO yang terjadi di Stockholm, Swedia, Sabtu (21/1/2023).
Sosok Rasmus Paludan dikenal sebagai seorang politikus sayap kanan Denmark Garis Keras yang kerap melakukan aksi rasial provokatif.
Diberitakan sebelumnya, seperti dilansir Reuters, Minggu (22/1/2023), pemimpin partai sayap kanan Garis Keras Denmark Rasmus Paludan membakar A-Quran dalam aksi demonstrasi di Stockholm.
Diketahui Paludan yang juga berkewarganegaraan Swedia juga pernah menggelar sejumlah demonstrasi anti-Turki.
Berikut ini informasi yang diketahui tentang Rasmus Paludan, politikus sayap kanan Denmark Garis Keras beserta rekam jejak aksinya yang dihimpun dari berbagai sumber:
Siapa Rasmus Paludan?
Rasmus Paludan adalah seorang pria berkebangsaan Denmark-Swedia berusia 40 tahun. Rasmus Paludan adalah seorang politikus pendiri sekaligus pemimpin partai politik gerakan sayap kanan Denmark Garis Keras.
Melansir BBC Indonesia, pada 2017 Paludan mendirikan gerakan sayap kanan Denmark bernama Stram Kurs. Partai politik gebrakan Paludan ini kerap menyuarakan agenda anti-imigran dan anti-Islam.
Selain itu, Rasmus Paludan juga dikenal sebagai pengacara dan YouTuber yang pernah dihukum karena kasus penghinaan rasial. Paludan memang telah dikenal sering melakukan aksi-aksi rasial.
Rekam Jejak Aksi Provokatif Paludan
Diberitakan sebelumnya, dikutip dari Reuters, Senin (23/1/2023), Rasmus Paludan melakukan aksi pembakaran Al-Quran pada saat demonstrasi anti-Turki dan upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO yang terjadi di Stockholm, Swedia.
Aksi pembakaran Al-Quran oleh Paludan ini meningkatkan ketegangan antara Swedia dan Turki, serta menuai berbagai kecaman dari berbagai negara di dunia.
Aksi pembakaran Al-Quran ini bukan yang pertama dilakukan Paludan, sebelumnya pria berkebangsaan Denmark-Swedia ini pernah menggelar sejumlah demonstrasi dengan membakar Al-Quran yang banyak mendapat kecaman karena dianggap rasial.
Berikut beberapa aksi rasial provokatif yang pernah dilakukan Rasmus Paludan:
April 2022
Rasmus Paludan melakukan aksi pembakaran Al-Quran di wilayah yang banyak dihuni warga muslim di Swedia. Aksi tersebut dilakukan di bawah pengawalan kepolisian pada Kamis (14/4/2022) di area terbuka di wilayah Linkoping. Dia tetap melakukan aksi tersebut meskipun mendapat penolakan sekitar 200 demonstran yang berkumpul di lokasi yang sama.
November 2020
Rasmus Paludan pernah ditangkap di Prancis dan dideportasi. Paludan bersama lima aktivis lainnya ditangkap di Belgia atas tuduhan ingin menyebarkan kebencian dengan membakar Al-Quran di Brussels.
September 2020
Paludan dilarang masuk ke Swedia selama dua tahun. Pada Oktober, dia dilarang masuk ke Jerman untuk sementara waktu setelah mengumumkan rencana menggelar unjuk rasa provokatif di Berlin.
Tahun 2019
Rasmus Paludan pernah membakar Al-Quran yang dibungkus dengan daging babi. Akibat aksi tersebut, akunnya sempat diblokir selama sebulan oleh Facebook setelah membuat postingan yang mengaitkan kebijakan imigrasi dan kriminalitas.
Pada 2019 Rasmus Paludan juga dijatuhi hukuman percobaan terkait tindak rasisme. Dia menyatakan banding atas hukumannya, yang mencakup hukuman percobaan selama dua bulan penjara.
Saat itu, Paludan menghadapi 14 dakwaan, termasuk rasisme, pencemaran nama baik, dan mengemudi secara sembrono. Dia juga dilarang beraktivitas sebagai pengacara kriminal selama tiga tahun dan dilarang mengemudi selama setahun. (*/red)
Discussion about this post