JAKARTA (BAROMETER): Kasus temuan ribuan kilogram beras bansos yang dikubur di tanah lapang di Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, kini diambil alih Polda Metro Jaya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan penyidik akan mengecek langsung lokasi penimbunan bansos tersebut bersama pihak Kementerian Sosial (Kemensos) dan Bulog.
“Besok kita akan cek lapangan. Kita akan mengundang media, termasuk Kementerian Sosial dan dari Bulog,” kata Zulpan, Selasa (2/8/2022).
Zulpan mengatakan kasus ini telah mendapat atensi langsung Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Terkait unsur pidana dari kasus tersebut, kini sedang diselidiki.
“Tentu kita akan mengungkap persoalan yang sebenarnya. Bapak Kapolda memutuskan penanganannya ditangani Ditkrimsus Polda Metro Jaya,” jelas Zulpan.
Berikut beberapa fakta terkait temuan beras bantuan Presiden yang dikubur di Depok:
- Beras Bantuan Sosial yang Disalurkan Bulog melalui JNE
Tim Bantuan dan Subsidi Tepat Sasaran (Bansub) dari Kedeputian Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK kemarin ke lapangan untuk menelusuri ihwal penimbunan beras di Kota Depok. Tim Bansub langsung berkoordinasi dengan pihak terkait dari Kemensos, Dinas Sosial Kota Depok, Polres kota Depok.
“Penelusuran ini sesuai arahan Bapak Menko PMK untuk memastikan kejelasan kasus yang ada,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Andie Megantara, Selasa (2/8/2022).
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kepolisian Resor Metro Depok, ujar Andie, ditemukan timbunan beras dengan Merk ‘BERAS KITA’.
Timbunan beras diduga merupakan beras Bantuan Khusus Presiden (Banpres) yang diberikan saat pandemi Tahun 2020 yang disalurkan Bulog melalui transporter JNE dengan kemasan 20 kg dan 5 kg.
“Jumlah beras diperkirakan kurang lebih 1 ton yang kondisinya saat ditimbun sudah tidak layak konsumsi karena beras rusak dalam perjalanan menuju ke keluarga penerima manfaat (KPM),” tuturnya.
- Beras Tak Layak Konsumsi
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Andie menjelaskan beras yang dikubur dalam keadaan rusak dan sudah tidak layak dikonsumsi. Beras tersebut rusak dalam perjalanan menuju keluarga penerima manfaat (KPM).
Berdasarkan informasi Polres Kota Depok dan pihak transporter JNE, beras yang dikubur itu merupakan beras Bantuan Khusus Presiden (Banpres) yang diberikan saat pandemi 2020.
Beras itu disalurkan Bulog melalui transporter JNE dengan kemasan 20 kg dan 5 kg. Andie mengungkapkan, pihak JNE juga telah mengganti beras rusak dengan beras yang baru dengan kualitas sama untuk kemudian disalurkan pada KPM.
“Beras yang ditemukan tersebut kemungkinan berasal dari penyaluran Banpres Tahap II dan IV Tahun 2020. Diketahui, pada 2020 pemerintah membagikan Bantuan Presiden berupa beras 25 kg pada tahap II dan IV untuk 1,9 juta KPM di wilayah Jabotabek,” jelas Andie.
- Dikubur Tahun 2021
Polri menyampaikan beras bansos dikubur sejak November 2021. Hal tersebut diketahui setelah dilakukan pemeriksaan kepada pihak JNE.
“Diketahui pihak JNE mengubur atau memendam beras tersebut pada 5 November 2021,” kata Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.
Ramadhan menyebut proses penimbunan itu juga telah dicatat JNE sebagai berita acara. Berdasarkan catatan, total bansos beras yang dikubur sebanyak 3.675 kilogram yang terbagi menjadi 289 karung. Atau setara dengan 139 KPM, keluarga penerima manfaat.
Ramadhan mengatakan berdasarkan keterangan VP Quality and Facility JNE, SJ, proses penguburan bansos presiden itu dilakukan JNE lewat kerja sama dengan PT Indah Berkah Bersaudara. JNEj memang tidak memiliki SOP untuk melakukan pemusnahan barang kiriman yang rusak karena terkena hujan.
“Sehingga pihak JNE menyatakan tidak layak dibagikan ke keluarga penerima manfaat, itu alasan dari JNE,” jelasnya.
- Beras Rusak Karena Kehujanan
Mensos Tri Rismaharani memastikan bantuan beras bansos yang ditimbun di Depok bukan di masa kepemimpinannya. Dia menduga beras bantuan tersebut rusak karena hujan.
Mensos menduga bantuan tersebut sempat terjadi kerusakan lantaran terkena hujan saat proses pengiriman. Namun dia memastikan beras tersebut sudah diganti.
“Pengiriman bantuan beras dilakukan Bulog, kemudian di perjalanan, barangnya kehujanan sehingga saat itu diputuskan menurut Pak Menko untuk diganti beras itu,” lanjutnya.
- Diduga Ada Tepung Dan Telur Juga Terkubur
Kemensos menduga ada bahan lain seperti tepung dan telur yang dikubur di situ. Irjen Kemensos Dadang Iskandar mengatakan ada bau telur yang tercium di lokasi. Dia juga menyebut ada plastik tepung terigu yang ditemukan di lokasi.
“Penjelasan tim di lapangan, sebagai pemilik atau pengelola lahan tersebut, jadi kondisinya sebenarnya nggak terungkap semua. Cuman baunya itu lo, bau telur. Ada bekas plastik tepung juga, tepung terigu, ya. Itu yang diketahui,” katanya.
Dia mengatakan barang yang dikubur di lokasi itu bukan milik Kemensos. Menurutnya, Kemensos tak pernah memberikan bantuan tepung dan telur.
“Kemensos tidak pernah memberi bantuan itu dalam bentuk telur atau terigu. Gitu aja. Membedakannya gitu aja sebenarnya,” tutur Dadang. (*/red)
Editor: ak
Discussion about this post