Oleh: Gino Vanollie*
SUDAH menjadi tradisi setiap menyambut hari raya Idul Fitri maka akan diikuti dengan mudik ke Kampung Halaman. Pemerintah baik pusat dan daerah sibuk menyiapkan segalanya, agar tradisi mudik bisa berjalan lancar. Terasa sekali manajemen mudik tahun ini jauh lebih baik, lebih siap sehingga mudik terasa lebih nyaman dan aman.
Sebagai salah satu warga Lampung asal Blitar – Jawa Timur, hampir setiap tahun tak ketinggalan ikut ritual mudik. Agenda yang sangat dinantikan walau kadang cukup mengkhawatirkan. Khawatir kalau kena macet.
Mudik tahun ini saya lakukan H-8 sebelum lebaran. Waktu yang aman menjelang lebaran, selain karena cuti bersama dimajukan, juga sekalian ambil tambahan cuti tahunan.
Perjalanan kali ini terbagi dua sesion. Bandar Lampung – Jogyakarta, kemudian dilanjut Jogyakarta-Blitar. Perjalanan via darat dengan kendaraan roda empat Bandar Lampung – Jogyakarta lancar tanpa terkena macet. Berangkat selepas sholat isya’ Sabtu (15 April) sampai di kota Jogya pada Minggu (16 April) sebelum Dzuhur.
Perjalanan selain lancar juga aman. Sepanjang perjalanan nyaris tidak terlihat kecelakaan lalu lintas. Alhamdulillah, mudik selamat dan sukses.
Setelah istirahat semalam di Kota Gudeg, Jogyakarta, perjalanan kami lanjutkan menuju Blitar Jawa Timur lewat Jalan Lintas Selatan (JLS) Jawa. Jalan nasional yang sebagian besar baru selesai dibangun.
Pilihan melalui jalur ini salah satunya karena “terprovokasi” iklan yang disampaikan oleh Bapak Basuki, Menteri PUPR RI bahwa Jalur Lintas Selatan Jawa sudah siap untuk dilalui dan melewati pantai pantai selatan Jawa yang indah.
Dari kota Jogya perjalananan menyusuri kabupaten Wates, Gunung Kidul terus ke Pacitan Jawa Timur. Di Pacitan kami sempatkan mampir di Pantai Klayar, sekitar 19 KM jaraknya dari jalan nasional Lintas Selatan Jawa. Pantai yang eksotik, indah dengan deburan ombak yang menggulung tinggi. Karena siang hari, cuaca cukup panas dan masih terasa sepi, belum banyak wisatawan yang berkunjung ke pantai.
Lepas ashar, perjalanan kami lanjutkan menuju Ponorogo terus ke Trenggalek. Menjelang magrib kami sampai di Trenggalek, kemudian berbuka di sebuah rumah makan dengan menu utama Garang Asem Ayam Kampung. Banyak orang berbuka di Rumah Makan ini, dan uhhhhhhhh masakannya enak sekali, top markotop. Yang membuat kaget, kami makan ber-4 hanya membayar Rp 109.000 sudah berikut minuman dan kerupuk, murah sekali untuk menu yang sungguh istimewa. Dari foto yang terpasang di dinding, banyak tokoh nasional telah mampir makan di warung ini, termasuk foto mantan Presiden SBY bersama keluarga, luar biasa.
Selepas makan perjalanan kami lanjutkan ke Blitar melewati Kabupaten Tulung Agung. Sekitar pukul 21.30 WIB kami sampai di kampung halaman Desa Ngadri Kec. Binangun, Kab. Blitar.
Lewat Jalan Lintas Selatan Jawa, perjalanan cukup menarik, kondisi jalan cukup bagus, aman dan lancar. Hanya saja memang menjadi relatif jauh jika dibandingkan lewat Jogya-Solo lanjut menuju Nganjuk via jalan tol terus ke Kediri – Blitar.
Apresiasi buat pemerintah yang telah berhasil memecah kebuntuan Jalur Lintas Selatan Jawa, walaupun belum sepenuhnya selesai. Jalur JLS dibuka selain untuk memperkuat koneksitas antar wilayah, juga diharapkan mampu meningkatkan produktifitas ekonomi masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena wilayah selatan Jawa masih menjadi kantong kemiskinan di Pulau Jawa.
Setelah berlebaran hampir satu Minggu di Blitar, pada hari Kamis 27 April kami melakukan perjalanan balik ke Lampung via Malang terus ke Surabaya, singgah ditempat saudara berlebaran. Start balik Lampung dari Surabaya pukul 13.30 WIB, menyusuri jalur TOL Surabaya Solo, kemudian Solo Semarang, lancar tanpa halangan.
Semarang sudah berhasil kami lewati sebelum Magrib. Dengan kecepatan relatif stabil, Semarang – Pekalongan terus Batang hingga Tegal terlewati nyaris tanpa hambatan, lancar tanpa macet sedikitpun. Masuk wilayah Tegal-Cirebon hingga masuk Tol Cikampek juga lancar jaya.
Masuk tol Cikampek, dua jalur Tol hanya diperuntukkan untuk perjalanan arah Jakarta, model rekayasa lalu lintas yang cerdas, sehingganya membuat perjalanan menuju Jakarta sangat lancar dan aman.
Sekitar pukul 20.30an kami ambil jalur Tol Layang hingga lepas Cikarang terus masuk kota Jakarta. Sampai di Jakarta suasana jalan ramai lancar. Dengan panduan google map, perjalanan lanjut ke Merak.
Jalur Tol Jakarta Merak malam itu cukup sepi, hingga tak terasa tepat pukul 23.45 kendaraan kami tepat berhenti diantrian menuju Kapal Eksekutif di pelabuhan Merak, menunggu giliran untuk menyeberang Selat Sunda menuju Bakauheni Lampung.
Sambil bersandar di kursi kendaraan, komat kamit saya menghitung waktu tempuh Surabaya – Merak, berangkat pukul 13.30 WIB sampai merak 23.45 WIB, berarti 10 jam 15 menit. Kaget sekaligus ada rasa takut, cepat sekali.
Tepat pukul 01.00 kami menaiki kapal dan merapat di pelabuhan Bakauheni sekitar pukul 02.45 WIB. Perjalanan kami lanjutkan ke Bandar Lampung dari Bakauheni nyaris tanpa halangan berarti, sebelum subuh sudah sampai rumah.
Apresiasi selayaknya kita berikan kepada pemerintah khususnya Departemen Perhubungan, Pihak Kepolisian, Bapak Menko Kesra dan seluruh jajaran pemerintah daerah. Sinergitas, koordinasi dan kolaborasi yang mantap hingga mampu membuat resep Mudik Tanpa Macet, Aman dan Nyaman, bahkan boleh dibilang “terlalu lancar”. Moga tahun depan bisa lebih mantap lagi. Terima kasih, tabikkkk.
*) Warga Bandar Lampung
Discussion about this post