Jumat, Maret 31, 2023
  • Login
No Result
View All Result
  • Barometer Pendidikan
  • Barometer Hukum Dan Kriminal
  • Barometer Sosial Masyarakat
  • Barometer Politik
  • Barometer Olah Raga
  • Barometer Hankam
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Barometer Inspirasi
  • Barometer Desa
  • Barometer Hiburan
  • Barometer Humaniora
  • Barometer Gaya Hidup
  • Barometer Info KPK
  • Barometer Pertanian
  • Barometer Seni Budaya
  • Barometer Sudahkah Anda Tahu
Home Barometer Artikel Dan Opini

Artikel & Opini// Bukan Basa-Basi: Komunikasi dan Kolaborasi adalah Kata Kunci

by redaksi
5 Maret, 2023
in Barometer Artikel Dan Opini
0
Artikel & Opini// Bukan Basa-Basi: Komunikasi dan Kolaborasi adalah Kata Kunci
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

KOMUNIKASI dan kolaborasi menjadi kata kunci dalam diskusi bulanan bertajuk Satu Malam 27an. Diskusi yang digagas Kaula, UKMBS Unila, Kober, dan Lampung Kultur tersebut kembali digelar di lantai satu Graha Kemahasiswaan Universitas Lampung, 27 Februari 2023.

“Ekosistem Seni Budaya: Lokal dan Nasional” menjadi tema diskusi malam itu dan dibedah selama tiga jam dengan iringan hujan lebat di luar.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia Drs. Fitra Arda, M.Hum., mewakili Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Ph.D., dihadirkan sebagai pembicara, di samping dua pembicara lainnya, Ari Pahala Hutabarat (Direktur Artistik Komunitas Berkat Yakin) dan Solihin Ucok (Ketua Dewan Kesenian Metro).

Sebelum diskusi yang dipandu Junior De Santoz dimulai, Orkes Bada Isya terlebih dahulu menampilkan dua lagu pembuka untuk menyambut peserta diskusi yang memiliki beragam latar belakang: mulai dari pejabat kampus sampai para seniman dan aktivis kultural: sekumpulan kaum yang bisa disebut intelektual.

Fitra Arda, malam itu mengenakan kacamata dan topi hitam, menyampaikan komunikasi dan kolaborasi antar organ/elemen/lembaga perlu dibangun. Hal tersebut perlu dilakukan bukan semata karena keuntungan ekonomi, melainkan karena keuntungan sosial (social return). Bukan hanya kapital ekonomi, melainkan juga kapital budaya dan kapital sosial.

“Sudah semestinya kita berkolaborasi dan membangun komunikasi dalam forum. Basilang kayu dalam tungku, di sinan api mangko hiduik (Bersilang kayu dalam tungku, di sana api akan hidup,” kata Fitra Arda dalam logat Minang yang kental.

Selanjutnya, Fitra Arda pun menyampaikan bahwa selama 3 tahun (2020, 2021, 2022), Dirjen Kebudayaan, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, telah pula mengucurkan Dana Alokasi Khusus Non Fisik masing-masing sekitar Rp 2 miliar (1 s/d 2 miliar) untuk Taman Budaya dan 2 Museum yang ada di provinsi Lampung.

Dana tersebut dipakai untuk merancang program budaya dan membangun manusia (kultur), bukan membangun gedung yang bersifat fisik belaka (infrastruktur). “Dana sudah langsung ditransfer oleh Kementerian Keuangan kepada pihak-pihak yang bersangkutan,” kata Fitra Arda.

Informasi yang sangat berharga dan mencerahkan, tapi sayangnya banyak pelaku seni dan budaya di Provinsi Lampung tercinta tidak tahu dan tidak ikut terlibat di dalamnya.

Terkait ketidaktahuan para pelaku seni dan budaya mengenai Dana Alokasi Khusus (DAK) tersebut, Fitra Arda berjanji akan melakukan evaluasi dan menghubungi pihak-pihak yang terkait. “Saya akan melakukan evaluasi terkait hal ini,” kata Fitra Arda lagi.

Faedah dan fungsi kehadiran Fitra Arda dalam diskusi malam itu jelas belaka, yaitu agar Dirjen Kebudayaan mengetahui langsung bagaimana situasi ekosistem seni budaya di Lampung yang mungkin di mata Pusat baik-baik saja, tapi realitanya sebaliknya.

Terkait persoalan itu, Ari Pahala Hutabarat, intelektual berdarah Batak-Lampung, mengaku kaget dan kecewa. Meskipun kekecewaan itu tidak melulu ditujukan kepada pemerintah daerah atau Taman Budaya Lampung, tapi ditujukan pula kepada para seniman, budayawan, dan sekalian kaum intelektual. Malam itu Ari Pahala juga melakukan otokritik kepada pelaku seni dan budaya.

“Saya menyebut seniman dan budayawan sebagai kaum intelektual. Lah, untuk kasus macam (DAK) ini saja para intelektualnya cuek. Tidak peduli. Mau bagaimana lagi? Intelektual cuek, pemerintah yang dalam istilah saya, saya sebut panitia, juga cuek. Sama-sama cuek. Maka selesailah sudah,” katanya dengan nada marah tapi cenderung reflektif seperti nada diskusi sebelumnya yang telah digelar pada 27 Januari 2023.

Mendengar paparan Ari Pahala, Solihin Ucok setuju. Ketua Dewan Kesenian Metro yang sekaligus penyair dan guru itu pun banyak mengafirmasi refleksi atau pemikiran Ari Pahala.

Sementara itu, Arman AZ, aktivis kultural dan salah satu peserta diskusi malam itu, turut menyampaikan evaluasi yang ditujukan kepada pemerintah daerah (Disdikbud Provinsi Lampung), terutama terkait keseriusan pemerintah dalam pembuatan PPKD (Pokok Pikir Kebudayaan Daerah).

Dialog terus berjalan dan tak terasa telah berlangsung selama tiga jam. Waktu berputar-putar di lantai Graha Kemahasiswaan Unila, seolah menuntut agar diskusi bertajuk “Satu Malam 27an” itu tetap konsisten dilakukan di Unila, lantaran Unila memiliki visi dan misi yang berlandaskan budaya:

“Universitas Lampung menjadi Center of Excellence di Tingkat Nasional dan Internasional sebagai Institusi yang kuat berlandaskan nilai-nilai luhur budaya Nasional dan Pancasila”.

Dari visi dan misi itulah api diskusi “Satu malam 27an” diharapkan akan terus menyala. Lain dari pada itu, Unila atau Perguruan Tinggi pada umumnya adalah Civil Society yang wajib menjaga naik-turunnya IQ bangsa ini.

Demikianlah, untuk melahirkan ekosistem, Sakai Sambayan (gotong royong) di ranah kesenian dan kebudayaan harus dibangun dengan keterbukaan tanpa basa-basi, tanpa pengkhianatan intelektual yang dapat merendahkan martabat dan harga diri. Semua elemen/komponen/organ/lembaga harus terlibat, harus menyatukan visi. Tidak bisa tidak.

Maka dari itu, sebagai ilustrasi dan penutup, mungkin perlu dikutipkan potongan pidato kebudayaan Buya Syafii Maarif yang pernah beliau sampaikan di Dewan Kesenian Jakarta pada 2005 silan. Dalam pidatonya itu almarhum Buya Syafii pernah berkata:

“… Dengan kaca mata moral inilah kita dapat mengatakan apakah seorang intelektual berkhianat, tertipu, terpaksa, naif, atau tidak paham medan pergumulan sehingga salah mengambil langkah, misalnya. Kemudian atribut lain yang perlu ditambahkan bagi seorang intelektual, di samping terpelajar, dia harus punya kepekaan dan komitmen terhadap masalah-masalah besar yang menyangkut manusia dan kemanusiaan, tanpa diskriminasi. Dalam ungkapan lain, hati nuraninya harus hidup, peka, dan berfungsi secara prima.”

Semoga!

***

Yulizar Lubay, aktor teater, fiksionis, dan pemerhati budaya pop. Bergiat di Komunitas Berkat Yakin.

Previous Post

Sebut Zona Depo Plumpang Berbahaya, Presiden Jokowi Minta Erick dan Heru Cari Solusi

Next Post

Perbaiki Tata Kelola PMB, Rektor Unila Audiensi dengan KPK

Related Posts

CATATAN HRW// BEW, Berpulangnya Manusia Estetis
Barometer Artikel Dan Opini

CATATAN HRW// BEW, Berpulangnya Manusia Estetis

15 Maret, 2023
Artikel & Opini// Pelajaran dari Bisnis Besar dan Perang dalam Film ‘The Veteran’
Barometer Artikel Dan Opini

Artikel & Opini// Pelajaran dari Bisnis Besar dan Perang dalam Film ‘The Veteran’

14 Maret, 2023
Sarasehan Unila dan Media: Seberkas Asa di Tengah Gelombang Tsunami Korupsi
Barometer Artikel Dan Opini

Sarasehan Unila dan Media: Seberkas Asa di Tengah Gelombang Tsunami Korupsi

1 Maret, 2023
ARTIKEL & OPINI// Perjalanan 1696 Km Menuju Pers Bebas, Demokrasi Bermartabat
Barometer Artikel Dan Opini

ARTIKEL & OPINI// Perjalanan 1696 Km Menuju Pers Bebas, Demokrasi Bermartabat

8 Februari, 2023
ARTIKEL & OPINI// “Kramat” Commensalen Huis
Barometer Artikel Dan Opini

ARTIKEL & OPINI// “Kramat” Commensalen Huis

28 Oktober, 2022
CORETAN DINDING// Risalah Matt Pedom Dan Partai KELEK GATEL
Barometer Artikel Dan Opini

CORETAN DINDING// Risalah Matt Pedom Dan Partai KELEK GATEL

25 Juli, 2022
Next Post
Perbaiki Tata Kelola PMB, Rektor Unila Audiensi dengan KPK

Perbaiki Tata Kelola PMB, Rektor Unila Audiensi dengan KPK

Discussion about this post

BAROMETER.ID

Box Redaksi © 2022 Barometer.id .

Jaringan Media

  • Barometer Pendidikan
  • Barometer Hukum Dan Kriminal
  • Barometer Sosial Masyarakat
  • Barometer Politik
  • Barometer Olah Raga
  • Barometer Hankam

Follow Us

No Result
View All Result
  • #23615 (tanpa judul)
  • #22010 (tanpa judul)
  • Custom Essays – Why Are They Really Being Used?

  • Custom Essays Isn’t Difficult to Create
  • Custom Term Papers
  • Essay Writing – How to Write a Fantastic Introduction
  • Finding the Many Benefits That You Can Gain From Research Paper Writing Services
  • Home
  • How To Compose My Essay – Step By Step Plan
  • Redaksi
  • Research Paper Writing Service – How to Pick the Best One?

  • Sample Page
  • Things to Look For When Searching For a Legit essay Service

Box Redaksi © 2022 Barometer.id .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In